Untukmu Aku Berdandan

Nasihat ini Saya sampaikan tidak lain sebab kami ingin mengajak saudara dan saudariku para pasutri semuanya untuk bersama membuktikan penerapan satu kalimat “untukmu aku berdandan” dalam rumah tangga kita. Sebab ia termasuk kunci yang lengkap dengan gigi-giginya yang bisa kita pakai untuk membuka pintu cinta kasih pasangan kita. Dan sudah semestinya tatkala istri merasa senang dan tenteram lahirnya dengan melihat penampilan suaminya maka ia pun harus tahu bahwa suaminya juga ingin merasai ketenteraman serupa. Sebaliknya, tatkala suami puas dengan dandanan istri yang sesuai seleranya dan menenteramkan pandangan matanya maka ia juga harus berusaha menenteramkan istri dengan dandanan yang disukai istrinya. Bila kenyataan yang ada hanya bertepuk sebelah tangan maka untuk siapa sesungguhnya anda berdandan?

Telah dimaklumi bahwa ketenteraman itu ada ketenteraman lahir juga ada ketenteraman batin. Ketenteraman lahir di antaranya bisa dipenuhi dengan membuat mata merasa senang dan menikmati apa yang dipandangnya. Sedangkan ketenteraman batin merupakan bentuk dari kesholihan agama seseorang. Bagi pasutri, kesenangan dan keindahan mata itu di antaranya ada pada saat melihat betapa menarik dandanan pasangannya, dan sebab itulah Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan bagi kaum laki-laki melihat penampilan wanita yang hendak dijadikan pendamping hidupnya di samping melihat akhlaq dan agamanya. Apa yang dilakukan oleh istri terhadap suaminya atau suami terhadap istrinya di atas adalah salah satu bukti nyata akan kebutuhan mereka terhadap ketenteraman lahir yaitu menikmati elok dan menariknya dandanan pasangan.

Meski Islam datang dengan syari’at jilbab bagi kaum wanita mu’minah, namun kita harus ketahui bahwa Islam menetapkan syari’at jilbab di antaranya adalah untuk memuliakan hak-hak pasutri atas dandanan pasangannya. Sungguh telah keliru orang yang memahami bahwa dengan syari’at jilbab menjadikan para suami tidak lagi bisa menikmati dandanan istri. Justru sebaliknya dengan jilbab para suami dimuliakan haknya atas keelokan istri-istri mereka, sebab dengan syari’at jilbab Islam menetapkan bahwa keindahan istri secara umum hanya bagi suami seorang. Demikian juga, dengan jilbab seorang istri akan menunaikan hak suaminya mendapatkan kepuasan lahir dari menikmati penampilannya secara lebih sempurna. Jadi, syari’at jilbab tidak menghapus syari’at berdandan, namun ia hanya menetapkan bagaimana dan kapan berdandan yang ideal, sebab berdandan itu begitu berarti bagi pasutri.

Berdandan memiliki peranan yang cukup istimewa dalam dunia pergaulan pasutri di mana ia akan menguatkan rohmah dan kasih sayang, bahkan ia bisa meluluhkan kekakuan hati diri pasutri dan melembutkannya serta memadamkan api kebencian terhadap pasangannya. Betapa banyak suami atau istri yang dengan keridhoannya mencurahkan belas kasih terhadap pasangannya hanya sebab ia mendapati penampilan pasangannya yang menyejukkan mata dan menenteramkan hati. Sebaliknya, tidak jarang hal yang sepele justru menjadi penyulut api kebencian hanya sebab dibumbui oleh buruknya penampilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages