Pro Kontra Natal, Malah Jadi Pengungkap Keraguannya

Artikel berjudul  “Pergumulan Iman-ku dalam Salib” saya temukan dari forum Kompasiana kebetulan saya juga kadang sering menulis di forum Kompasiana.

Dengan sedikit pembahasan dari saya sebagian artikel tersebut  sengaja saya kutip/posting di Blog saya karena isinya sangat bagus dan terus terang agak se-faham dengan jalan fikiran saya terutama tentang sejarah Dewa Matahari yang ia jelaskan dalam artikelnya.Dan seperti kita ketahui Pro kontra ucapan natal menjadi permasalahan yang dari tahun ketahun selalu muncul dan seakan tak pernah berujung.Meskipun dengan berbagai alasan dan argumentasinya MUI telah memberikan Fatwa Haram tentang ucapan Natal.

Pro Kontra UlamaTentang Ucapan Natal Yang saya kutip dari berbagai Sumber

Ulama ulama yang membolehkannya ucapan Natal diantarnya adalah Ulama Kontemporer Syeikh Yusuf al Qaradhawi dan juga Profesor Muahmmad Quraish Shihab DR. Abdus Sattar Fathullah Sa’id, ustadz bidang tafsir dan ilmu-ilmu Al Qur’an di Universitas Al Azhar, DR. Muhammad Sayyid Dasuki, ustadz Syari’ah di Univrsitas Qatar, Ustadz Musthafa az Zarqo serta Syeikh Muhammad Rasyd Ridho.

Sedang Ulama yang mengharamkan ucapan Natal adalah  Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim dan para pengikutnya seperti Syeikh Ibn Baaz, Syeikh Ibnu Utsaimin....

Adapun MUI (Majelis Ulama Indonesia) sudah mengeluarkan fatwa tentang haramnya mengucapkan Natal pada tahun 1981. Sebelum mengeluarkan fatwanya, tentunya terlebih dahulu MUI mengemukakan dasar-dasar ajaran Islam dengan disertai berbagai dalil baik dari Al Qur’an maupun Hadits Nabi saw.

Berbagai pernyataan yang disampaikan didalam lingkungan ummat Islam tentang pelarangan “Ucapan Selamat Natal”, sebenarnya adalah merupakan ajang saling mengingatkan agar ummat Islam dari generasi muda, tidak bisa dibohongi, ditipu, diiming-imingkan seperti cara-cara sangat bodoh yang dilakukan organisasi agama non Islam dalam mensosialisasikan agama mereka secara brutal dan sangat kotor seperti yang terjadi di Car Free Day (CFD) Jakarta baru-baru ini.


Dibawah ini adalah kutipan tulisan Kompasianer Kristen tersebut,,,,,,,,, 

Seperti yang dituliskan oleh seorang Kompasianer Kristen dalam judul tulisannya “Pergumulan Iman-ku dalam Salib” tertuliskan dalam tulisannya tentang keraguannya atas penanggalan 25 Desember yang sebagian kalimatnya bertutur : “Penyembahan serta pemujaan kepada dewa Sol sebagai dewa paling tinggi disebut Heliolatri yang merupakan bagian ritual keagamaan kekaisaran Romawi yang mempercayai banyak dewa. Sebelum kekristenan masuk Romawi, pada saat Kaisar Theodosius 381, agama resmi (religio licita) orang-orang Romawi adalah penyembah kepada Matahari (heliolatry).

Sebelum kekristenan lahir dan tersebar di seantero kekaisaran Romawi dan kemudian dijadikan satu-satunya agama resmi (religio licita) kekaisaran melalui dekrit Kaisar Theodosius pada tahun 381, orang Romawi melakukan penyembahan kepada Matahari (= heliolatri). Dewa Matahari atau disebut Sol sebagai pusat keilahian dan merupakan wujud tunggal dari berbagai kumpulan para dewa yang juga disembah oleh sebagian penduduk kekaisaran Romawi. Penyembahan itu diantaranya kepada Dewa Apollo, Dewa Mithras, Dewa Elah-Gabal.

Dalam ritual keilahian Romawi, penyembahan kepada Dewa Matahari, tanggal 25 Desember ditabalkan merupakan hari perayaan religius paling utama untuk pemujaan kepada Dewa Sol. Sehingga tanggal 25 Desember juga dijadikan sebagai hari kelahiran Dewa Sol (Dies Natalis Solis Invicti).

Ketika kekristenan menyebar kedalam kekaisaran Romawi, para penggospel dan penulis Kristen menjadikan momen Sol Invictus sebagai taktik misiologis Kristen, sehingga Yesus Kristus menjadi Matahari yang tak terkalahkan itu. Dibuatlah teks Mazmur 19:5c-6 (”Ia memasang kemah di langit untuk Matahari yang keluar bagaikan Pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanan”) pada Maleakhi 4:2 (”…. Bagimu akan terbit Surya Kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.”) serta Lukas 1:78 (”Olah rahmat dan belas kasihan Tuhan kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya Pagi dari tempat yang tinggi”). Inilah sebagai landasan kuat Yesus Kristus dijadikan sebagai Sol Invicrus yang sesungguhnya yang diambil dari kepercayaan kuno Romawi.

Dari argumentasi inti diatas, jelaslah bahwa tanggal 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus Kristus yang sebenarnya di kota Nazaret. Peristiwa Yesus Kristus dilahirkan pada saat itu tidak menjadi perhatian banyak orang, hanya ketika Yesus menjadi Kristus-lah saat itu dipercaya sebagai juru selamat Yesus menjadi pusat perhatian dan cerita-cerita pemujaan yang menghebatkan tentang kelahirannya pun di karang dan disusun.

Dari berbagai perdebatanku dengan beberapa Pendeta dan Pastor, aku tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan yang bisa memberi jawaban tuntas atas pergumulan Iman-ku. Jawaban yang didapat hanya sebagai “harus percaya” sebagai orang percaya yang didalamnya hanya sebagai pembenaran belaka.”....demikian tulis Kompasianer Kristen tsb.

Dalam kalimat miring itulah sebagian tulisannya sehingga membuat dirinya bergumul dan galau dalam Iman agamanya sendiri. Memperhatikan tulisannya, ada beberapa pembahasan sampingan yang juga dipertanyakan oleh Kompasianer Kristen ini seperti halnya dengan Matius 10:34-36 ; Lukas 12:49-51 dan bisa merembet kepada ayat-ayat Markus, Yohannes lain sebagainya.

Kristus Menurut Iman Islam dan Menurut berbagai sumber yang sudah saya baca dan pelajarai adalah:

Bahwa dalam ajaran Islam, Nabi Isa As. tidak sama dengan Yesus Kristus, karena secara singkat saja, menurut ajaran Kristen, Yesus dilahirkan di kandang domba kota Nazareth pada musim dingin (versi Romawi-dizajirah Arab tidak dikenal musim dingin) oleh seorang Ibu bernama Maria yang bersuamikan ayah Yesus bernama Yusuf (Yosef). Yesus itu adalah sebagai Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Roh Kudus (Trinitas) membawa kitab Perjanjian Baru (New Testament-Beibel). Lalu Yesus mati disalibkan, lalu dikuburkan dan bangkit kembali setelah beberapa hari. Menurut ajaran Islam Nabi Isa As. dilahirkan oleh ibunya bernama Siti Maryam didekat pohon kurma di kota Palestina (QS;23:50) dan Siti Maryam tidak memiliki suami sama sekali dan dia adalah seorang gadis perawan yang berakhlak sangat baik. Nabi Isa As. tidak pernah disalibkan apalagi dibunuh. Nabi Isa As adalah sebagai seorang Nabi Allah membawa dan mendapatkan firman Allah bernama Injil dan bukan sebagai Tuhan. Nabi Isa As wafat sebagaimana layaknya manusia biasa dan tidak pernah terbunuh dan dibunuh manusia lainnya. (QS;3:55,144; 5:75). Inilah sebagai dasar bagi ummat Islam atas pelarangan mengucapkan selamat kepada sesuatu yang berkaitan tentang yang memperTuhankan selain Allah SWT.

Memang ada pihak tertentu dari dalam agama Kristen, untuk sengaja memancing dalam target meramaikan pembahasan tentang Natal ini, akan tetapi ajang prokontra Natal ini bisa menjadi bumerang peluang para penulis yang kontra untuk mengungkap berbagai argumentasi data tertulis tentang keraguan hari Natal ini. Salam, selamatkan generasi Indonesia dari pendangkalan serta penyesatan Iman Islam

Kesimpulan dari Saya

Hari Natal adalah bagian dari prinsip-prinsip agama Nasrani, mereka meyakini bahwa di hari tersebut *25-Desember Yesus Kristus dilahirkan. Didalam bahasa Inggris disebut dengan Christmas, Christ berarti Kristus sedangkan Mass berarti masa atau kumpulan jadi bahwa pada hari itu banyak orang berkumpul mengingat / merayakan hari kelahiran Kristus. Dan Kristus menurut keyakinan mereka adalah Allah yang mejelma.

Perbuatan baik kepada mereka bukan berarti harus masuk kedalam prinsip-prinsip agama mereka (aqidah) karena batasan didalam hal ini sudah sangat jelas dan tegas digariskan oleh Allah swt :

Artinya :“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”(QS. Al Kafirun : 6)..............Semoga bermanfaat.................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages