Berdasarkan simpulan dan petunjuk-petunjuk yang merujuk pada hadits-hadist Rasulullah, waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai merayap naik meninggalkan tempat terbitnya, hingga ia tampak membayang sampai menjelang tengah hari (Quraisy Syihab). Dalam Bahasa Melayu, waktu dhuha dapat juga disebut sebagai waktu
"sepenggalahan matahari naik". Inilah pendapat yang dipandang paling tepat dan bisa dijadikan pegangan.
Secara klasik, permulaan masuknya waktu dhuha bisa diketahui dengan mengamati ketinggian matahari pada saat pagi yang cerah. Waktu dhuha dimulai ketika ketinggian matahari di sebelah timur sudah mencapai
kira-kira setinggi satu tumbak, yakni setelah beberapa saat matahari terbit. Pada saat-saat inilah, shalat Dhuha bisa dikerjakan.
Shalat Dhuha tidak bisa dilakukan di saat matahari sedang terbit, karena pada saat itu kaum muslimin dilarang melakukan shalat apa pun. Oleh karena itu,
agar waktu pelaksanaan shalat Dhuha tidak terlalu berdekatan dengan saat-saat dilarangnya pelaksanaan shalat, waktu yang paling utama untuk melakukannya adalah ketika sinar matahari terasa mulai panas atau
ketika matahari sudah cukup tinggi di sebelah timur, menjelang siang.
Berikut beberapa keterangan dari Rasulullah Saw. yang bisa dijadikan dasar dalam penentuan waktu pelaksanaan shalat Dhuha. Ali bin Abi Thalib ra. berkata, "Rasulullah Saw. shalat Dhuha pada saat (ketinggian) matahari di sebelah timur sama dengan ketinggiannya pada waktu shalat Ashar di
sebelah barat." (HR Ahmad).
Keterangan Ali ra. ini bisa menjadi salah satu penjelasan tentang tanda-tanda masuknya waktu dhuha dan kapan shalat Dhuha itu bisa dikerjakan. Dalam hadist itu dikemukakan bahwa shalat Dhuha dapat dilakukan ketika ketinggian matahari yang mulai terbit pada pagi hari di sebelah timur sama dengan ketinggian matahari yang mulai terbenam pada sore hari di sebelah barat
ketika masuk waktu Ashar. Berarti, shalat Dhuha dapat dilakukan ketika matahari sudah ada pada ketinggian satu tumbak (matahari sepenggalahan), yakni sesaat setelah matahari terbit.
Mengapa ketika melaksanakan shalat Dhuha kita harus menunggu waktu hingga ketinggian matahari seperti itu? Sebagaimana telah disinggung di atas, hal ini karena kita dikhawatirkan melaksanakan shalat pada waktu yang sebenarnya dilarang melakukannya. Kasus seperti ini pernah terjadi pada masa para sahabat Rasulullah Saw. dan langsung mendapat teguran dari beliau.
Hadits berikut menceritakan kisah tersebut. Sa'id bin Nafi' berkata, "Abu BasyirAl-Anshary, salah satu sahabat Rasulullah Saw., melihatku shalat Dhuha pada saat terbit matahari maka beliau mencelaku dan melarangku. Kemudian, dia berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, `Janganlah kalian shalat pada saat matahari terbit karena sesungguhnya ia terbit di antara kedua tanduk setan'." (HR Ahmad).
Zaid bin Arqam melihat sekelompok orang sedang melaksanakan shalat Dhuha. Kemudian dia berkata, "Sungguh sekiranya mereka mengetahui bahwa shalat
(Dhuha yang dilakukan) bukan pada saat ini (matahari belum tinggi) adalah lebih afdhal (utama)! Sesungguhnya, Rasulullah saw pernah bersabda,`Shalat al-awwabin (Dhuha) itu (dilakukan) pada saat anak unta merasa kepanasan'."
Sampai di sini kita menemukan beberapa tanda masuknya waktu shalat Dhuha, sebagaimana dijelaskan oleh hadits-hadits di atas. Pertama, ketinggian matahari pagi di sebelah timur diperkirakan sama dengan ketinggian matahari sore di sebelah barat saat masuknya waktu Ashar. Kedua, matahari mulai berangsur panas.
Jika permulaan waktu ashar dalam ukuran waktu modern berkisar di antara jam 15.00 sampai 15.30 WIB. sore hari, ketinggian matahari di sore hari pada jam-jam tersebut kira-kira sama dengan ketinggian matahari di pagi hari pada jam 9.00 WIB. Dengan demikian, kita dapat memperkirakan menurut ukuran waktu modern-waktu pelaksanaan shalat Dhuha Rasulullah Saw. sebagaimana yang diungkapkan dalam hadits-hadits di atas.
Menurut kelaziman yang berlaku di Indonesia, waktu pelaksanaan shalat Dhuha diperkiraan mulai dari jam 9 sampai jam 11 pagi menjelang Zhuhur, yakni ketika matahari terasa mulai panas. Tentunya, jam yang menunjukkan waktu dhuha harus disesuaikan dengan standar waktu masing-masing wilayah.
Tags yang terkait dengan waktu dhuha, waktu pelaksanaan shalat dhuha, waktu yang haram untuk shalat, waktu dhuha 2012, waktu dhuha yang baik, waktu dhuha pukul berapa, demi waktu dhuha, keutamaan shalat dhuha, sholat dhuha, waktu sholat dhuha, waktu sholat dhuha yang baik, waktu sholat dhuha 2012, batas waktu sholat dhuha, tata cara sholat dhuha, doa sholat dhuha
manfaat shalat dhuha, waktu sholat dhuha yang tepat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar