Gosip, bergunjing, atau membicarakan aib/kejelekan orang lain dalam Islam disebut ghibah. Ghibah dilarang dalam Islam.
Dalam satu riwayat dari Abu Hurairah, terdapat percakapan sahabat dengan Rasulullah Saw. “Apakah ghibah itu?” tanya seorang sahabat. “Ghibah adalah memberitahu kejelekan orang lain!” jawab Rasul. “Kalau keadaaannya memang benar?” tanya sahabat lagi. ”Jika benar itulah ghibah, jika tidak benar itulah dusta!” tegas Rasulullah.
“Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan
rasulNya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut sesuatu
tentang saudaramu hal-hal yang dia tidak sukai.” (HR. Muslim).
Orang yang suka gosip atau ghibah diibaratkan seperti “memakan bangkai
saudaranya sendiri” sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam Al-Quran:
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS 49:12)
Jabir bin Abdullah ra. meriwayatkan, “Ketika kami bersama Rasulullah
Saw, tiba-tiba tercium bau busuk yang menyengat seperti bau bangkai.
Maka Rasul pun bersabda, “Tahukah kalian, bau apakah ini? Inilah bau
dari orang-orang yang meng-ghibah orang lain”. (HR Ahmad).
“Pada malam Isra’ mi’raj, aku (Rasulullah Saw) melewati suatu kaum yang
berkuku tajam yang terbuat dari tembaga. Mereka mencabik-cabik wajah dan
dada mereka sendiri. Lalu aku bertanya pada Jibril, `Siapa mereka?’
Jibril menjawab, `Mereka itu suka memakan daging manusia, suka
membicarakan dan menjelekkan orang lain, mereka inilah orang-orang yang
gemar akan ghibah!’ (HR Abu Daud berasal dari Anas bin Malik).
“Tiada seseorang yang menutupi cacat seseorang di dunia, melainkan kelak
di hari kiamat Allah pasti akan menutupi cacatnya” (HR. Muslim). Wallahu a'lam bish-shawab.*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar